Sahabat Yang Menyakitiku

 “Miaaa .. Miiaa” Suara Ibu membangunkan aku dari tidur ku yang Nyenyak

“Ia Ibu .. Mia udah bangun” dengan muka yang masih ngantuk aku pun mulai mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi ..
Setelah  mandi aku pun bergegas memakai seragam, waktu sudah menunjukkan pukul  06:30 ..
“aaa .. knapa siih setiap pagi slalu saja kayak gini”
tanpa basa basi aku pun langsung mengambil roti yang sudah di sediakan Ibu untukku
“Ibu.. aku berangkat dulu”
“Mia duduk dulu nak ..”
“Udah lambat Bu ..” sambil memakan roti yang aku pegang
“Huft, anak itu slalu saja begitu ..” protes ibu dalam hati

***

Sesampai di sekolah
“Miaa .. “ suara itu sepertinya ku kenal pasti ...
“Mia kamu udah PR matematika nggak ?? “  yaaa dugaan ku tak salah lagi Nisa, Nisa adalah teman sekelasku dan juga teman sebangku ku, Nisa adalah anak yang baik dan Juga ceria, yaaa seperti biasa setiap ada PR matematika pasti nyonteknya ke aku ..
“ Ia, aku sudah selesai ..”
“ayo, kita ke kelas ..” sambil menarik ku dengan penuh keceriaan dasar Nisa ..
Di setiap perjalanan menuju kelas mataku slalu menoleh ke arah kiri, yaa aku pasti punya alasannya kan ..
yaa alasannya itu tidak lain tidak bukan... tereng ...
seorang Lelaki yang ku sukai pemain bola di SMA kami yang tercinta ini, oo Tuhan dia ada ..
Lankahku pun terhenti, jantungku berdegup kencang, mata ku tak henti menatapnya ..
“Mia, itu kakak kelas yang kamu suka kan ?!!” suara cempreng Nisa membangunkan ku
“Sssttt  .. kamu diam deeh nanti orang-orang pada tau lagi ..” tangan ku menutup mulut Nisa sambil menariknya ke dalam kelas ..
“Mia .. kamu kok gak bilang ajha ke kakak kelas itu kalau kamu suka !? “ sambil mengeluarkan buku PR matematikanya ..
“aah aku nggak mau, aku takut”
“takut kenapa siih? Toh kan zaman sekarang itu cewek nembak cowok itu kan hal yang biasa” sambil nyalin PR Mia ..
“Hmmm, kayaknya kakak itu udah tau ..”
“haaa kamu tau dari mana Mia” dengan muka yang ke heranan Nisa menatapku tapi tangannya lancar banget nyalin PR ku ..
 “Habisnya dulu aku dan dia sering ngobrol bareng tapi sekarang dia udah enggan bicara ama aku” dengan muka sedih dan bibir di manyunkan yaa itu adalah hobi yang tidak bisaku hilangkan

***

Tiiit .. Tiiit .. Tiiit
bel pun berbunyi tanda jam pertama telah di mulai, dengan langkah yang begitu anggun Ibu Jesi melangkah, Nisa pun dengan cepat menyalin PR ku ..
“yesss selesai ..” suara keras Nisa mengagetkan ku, Ibu Jesi telah tiba di kelas
“anak-anak silahkan kumpul PR kalian di meja ibu” suara yang lembut, oo menenangkan jiwa  tapi kalau lagi marah tidak ada duanya dengan guru lain ...
“Ia Ibu ..”  teriakan anak-anak dalam kelas .. dengan semangat Nisa mengantarkan buku PR matematikanya ..

...

Tiiit .. Tiiit .. Tiiit

Jam istirahat pun tiba  kegembiraan terlihat jelas di mata para anak-anak itu,
Pintu yang sederhana itu terasa bagaikan antrian untuk meminta sembako ..
“Mia .. kita keluar tunggu mereka selesai ngantri untuk dapat sembako yaa” candaan Nisa membutku tersenyum ..
akhirnya antrian itupun selesai aku dan Nisa pun bergegas untuk keluar membeli minuman dan snack seperti biasanya ..
“Ooo Tuhan apakah aku berjodoh dengannya??” suara yang hanya bisa di dengar oleh Nisa saja
“Mungkin ..” Nisa membalas pertanyaanku
“Hmmm” ada yang aneh dengan sikapnya itu, sifatnya menjadi aneh setelah mendapat SMS dari seseorang dan aku pun sahabatnya sendiri tak di beri tahu ..
Hmm biarlah pasti itu cuman sesaat ..

...

“Ibu, aku pulang ..” dengan muka lesu aku pun mulai menghembaskan tubuhku di sofa ..
“Mia ganti baju dulu ” suara Ibu yang merdu sambil menyiapkan makan siang untukku
“Ia, Ibu”
...

“Nisa keluar yuuk ?” ajak ku pada Nisa melalu Telfon seluler
“aah, maaf Mia aku nggak bisa alnya aku mau belajar, udah dulu yaa dah ..” dengan nada buru-buru dia menjawab telfon ku .. 
“aah jarang-jarang Nisa di ajak keluar tapi dia nggak bisa?” tanyaku dalam hati akhirnya akupun keluar sendiri  ..

Sesampai di mall aku meliahat motor yang sangat aku kenal dengan stiker-stiker yang di pasang di motornya aku yakin itu pasti motor kakak kelas itu ..
aku pun bergegas masuk ke dalam mall,

“oo Tuhan aku lupa di mall  sebesar ini nggak bakalan mungkin bisa ketemu ma dia, Huft ..” dengan muka pasrah aku pun terus berjalan, mata ku tak sengajah melihat seorang wanita dengan ciri-ciri sama seperti sahabat ku Nisa, tapi sosok wanitu tersebut sedang menggandeng seorang pria dan pria itu adalah kakak kelas yang sedang aku incar..
“aah tapi nggak mungkin itu Nisa, Nisa kan sedang belajar dan Nisa kan nggak mungkin nyakitin aku..”
kataku dalam hati ..
akhirnya aku pun pulang dengan perasaan yang sangat panas karena melihat sesuatu yang tak perlu dan tak penting untuk aku lihat ..

...

keesokan paginya ..
muka Nisa sangat gembira dan muka ku seperti orang yang sudah kalah perang ..
“Mia, muka kamu kenapa kok kusut banget” tanya Nisa
“kemarin aku .....” aku menceritakan semuanya pada Nisa apa yang aku alami kemarin ..
ekspresi mukanyapun berubah
“tapi kan aku kemarin di rumah belajar”

“ia aku tau kok kamu nggak mungkin kayak gitu ke aku!!” sambil memeluk dan mencium pipi Nisa .
Nisa hanya tersenyum gelisah, entah apa yang sedang dia fikirkan ..

...

sepulang sekolah ..
sesampai di rumah, tringtringtring bunyi tanda SMS di HP ku “Mia .. sebentar sore kamu bisa nggak ke Taman ada yang aku mau bicarakan ma kamu dan hanya kita bertiga saja”
isi pesan singkat yang di kirimkan Nisa untukku .
“haa kita bertiga, siapa orang ke tiga itu Nisa?” balasan SMS ku untuk Nisa,

Lama aku menunggu balasan SMS nya tapi SMS itu tak ada di balasnya ..

...

Aku pun melangkah ke luar rumah hatiku masih gelisah setelah mendapat sms dari Nisa ..
“Tuhan semoga apa yang disampaikan Nisa sebentar tidak membuatku sedih” entah mengapa kata-kata itu slalu muncul di fikiran ku ..
sesampai di taman aku melihat sosok seorang wanita dan itu adalah Nisa sahabat baikku, akupun berlari menghampirinya dia menatapku dengan wajah sedih ..
akupin heran dengan tingkahnya, karena memperhatikan Nisa aku tak sadar bahwa ada seorang pria yang sedang duduk di sampingnya ..
Pria itu berdiri dan memegang tangan Nisa, akupun mundur selangkah demi selangkah, air mataku pun tak tahan lagi ingin keluar, ‘Tuhan apakah ini cobaan’ teriak ku dalam hati ..

Nisa memegang tanganku dengan cepat aku menghempas tangannya ..

“jadi slama ini kamu sudah berpacaran dengan dia, kamu kok tega ngebiarin aku jatuh terlalu dalam untuk mencintainya? Kamu jahat orang yang aku sayang dan aku percaya ternyata nusuk aku dari belakang, kalau kamu pacaran ma dia ngapain kamu nyuruh aku nembak dia? ” tanyaku pada Nisa dengan air mata yang terus mengalir

“sebenarnya, aku nggak mau cerita ini semua sama kamu tapi aku nggak mau kamu terlalu jauh untuk mencintainya,  karna aku sayang ma kamu Mia, aku nggak tau kalau ini semua bakal jadi kayak gini Mia .. ”

“sayang, apa kamu bilang kamu sayang ma aku, jadi dengan cara itu kamu ungkapkan rasa sayang ke aku ?? dan juga aku sudah terlanjur terlalu jauh untuk mencintainya” ..

aku pun pergi meninggalkan mereka ber dua ..
sudah tidak ada apa-apa lagi dalam fikiranku , yang ada hanya putih dan hitam .
tanpa sadar Nisa mengejarku ..
tatapanku mulai kosong tanpa sadar aku sudah menyebrang jalan yang sedang ramai-ramainya ..
Suara klason Mobil membangunkan ku dari fikiran kosongku ..
*Bruukk*
suara terakhir yang ku dengar setelah tabrakan itu adalah suara teriakkan sahabat yang ku sayang *Nisa* menjerit ketakutan memanggil nama ku

*Di rumah sakit* ..
Ooh Tuhan bau apa ini, rasa sakit apa ini aku tak sanggup untuk menahan rasa sakit ini kaki dan tangan ku tak bisa ku gerakkan aku tak dapat melihat dengan jelas, alat-alat apa ini yang melekat di tubuh.ku rasanya sangat tak mengenakkan.. Aku ingin pulang ..
suara itu, itu suara tangisan ibu dan ayah yang sedang menangis aku pun tak tahan lagi untuk menangis ..
“Tante,Om Mia menangis, air matanya ..” suara sedih campur bahagia, itu seperti suara Nisa yang sedang menagis ..

“Aku memaafkan mu ..

Dan Aku menyayangimu sobat ..
Aku menyayangi mu kakak ..
Aku menyayangi kalian berdua Ibu dan Ayah ..
Aku tidak sanggup Lagi, maaf kan aku Nisa yang sudah mencintai kekasihmu dan sudah merusak persahabatan kita .....” kata-kata terakhir yang aku ucapkan sebelum aku pergi untuk slamanya.

“MIA MAAFKAN AKU, AKU MENYAYANGIMU”

END-